Sabtu, 31 Mei 2014

Makalah Pupuk Hijau

MAKALAH
PUPUK HIJAU DALAM PERTANIAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia



Oleh:
Oktaviana Yusmiyanti
4441120795
1B

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKUTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2012



KATA PENGANTAR
           
Alhamdulilah puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-NYA makalah sederhana yang berjudul Pupuk Hijau dalam Pertanian ini terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas semester satu tahun ajaran 2012 mata kuliah kimia.
Keseluruhan isi dari makalah ini membahas tentang pupuk hijau. Setiap pokok bahasan dalam karya ini, saya tunjukkan kepada Ibu Sri Mulyati sebagai dosen mata kuliah kimia dan untuk para pembaca semoga bermanfaat untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Permohonan maaf saya sampaikan jika dari isi karya ini ada yang tidak sesuai atau tidak berkenan bagi pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi saya dan pembaca.





Serang, 22 Desember 2012


                   Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR   ............................................................................     i
DAFTAR ISI   ..........................................................................................     ii
BAB I PENDAHULUAN   ......................................................................     1
1.1 Latar Belakang   ......................................................................    1
1.2 Rumusan Masalah   .................................................................     3
1.3 Tujuan  .....................................................................................   3
BAB II PEMBAHASAN   ........................................................................    4
2.1 Pengertian Pupuk  ....................................................................    4
2.2 Kategori Pupuk   ......................................................................    4
2.3 Pengertian Pupuk Hijau   .........................................................      8
2.4 Jenis Tanaman Pupuk Hijau   ..................................................       9
2.5 Memanfaatkan Pupuk Hijau   ..................................................     10
2.6 Cara Membuat Pupuk Hijau   ..................................................     12
2.7 Cara Menggunakan Pupuk Hijau   ..........................................      13
BAB III PENUTUP  .................................................................................    15
            3.1 Kesimpulan   ............................................................................    15
            3.2 Saran   .....................................................................................    19
DAFTAR PUSTAKA   .............................................................................    20


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Keberhasilan bercocok tanam dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah pemupukan, baik cara, dosis, maupun waktu pemberiannya. Sebenarnya hal-hal yang menyangkut pupuk tidak asing bagi petani atau masyarakat. Namun, yang mereka kerjakan belum tentu sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman sehingga usaha budi dayanya tidak berhasil dengan baik.
Pupuk diberikan kepada tanaman dengan tujuan menambah zat (unsur) hara yang dibutuhkan tanaman. Umumnya unsur hara telah tersedia di dalam tanah, tetapi karena secara terus menerus dihisap oleh tanaman maka jumlahnya akan berkurang.
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman sangat banyak, tetapi yang terpenting dan harus ada sekitar 16 unsur. Tiga unsur yang dibutuhkan diambil tanaman dari udara, seperti karbondioksida, hidrogen, dan oksigen. Oleh karena ketersediaannya banyak maka unsur tersebut jarang dipermasalahkan. Lain halnya dengan ke-13 unsur lainnya yang berada di dalam tanah. Unsur hara dalam tanah terus berkurang seiring pertumbuhan tanaman, karenanya perlu tambahan dari luar berupa pupuk.
Unsur hara yang berada dalam tanah dapat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tanaman. Unsur hara yang banyak dibutuhkan tanaman disebut unsur makro, sedangkan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro. Unsur makro yang dibutuhkan terdiri dari nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), belerang atau sulfur (S), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Walaupun keenam unsur tersebut termasuk unsur makro, tetapi ada tiga unsur yang amat penting untuk kelangsungan hidup tanaman. Ketiga unsur tersebut adalah nitrogen, fosfor dan kalium. Pentingnya ketiga unsur tersebut berhubungan erat dengan fungsinya di dalam tanaman.
Kegunaan nitrogen yaitu merangsang pertumbuhan tanaman, terutama batang,cabang, dan daun. Berguna dalam pertumbuhan hijau daun, protein, lemak, dan senyawa organik lainnya. Kegunaan fosfor adalah merangsang akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Mempercepat pembungaan serta pemasakan biji dan buah. Sedangkan kegunaan kalium adalah memperkuat tubuh tanaman agar tidak roboh serta bunga dan buah tidak mudah gugur.
Unsur hara mikro termasuk jarang diberikan kepada tanaman. Tanpa pemupukan pun memang belum begitu membahayakan tanaman karena pada dasarnya di dalam tanah telah terdapat unsur hara tersebut. Namun, karena diserap oleh tanaman secara terus menerus maka unsur tersebut akhirnya dapat juga berkurang atau habis. Akibatnya, pertumbuhan tanaman pun menjadi tidak optimal. Oleh karenanya, unsur mikro pun layak diberikan kepada tanaman. Unsur mikro yang dimaksud di sini meliputi klor (Cl), mangan (Mn), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), boron (B), dan molibdenum (Mo). Mengingat peran unsur mikro juga penting, sekarang banyak dijual pupuk yang mengandung unsur makro dan mikro atau unsur mikro saja.
Telah diketahui bahwa kecepatan perombakan bahan-bahan organik di daerah tropis berlangsung lebih cepat daripada di daerah subtropis. Oleh karena itu, di kawasan tropistropis sering sekali terjadi kekurangan bahan organik tanah, sehingga di daerah subtropis terjadi peningkatan kandungan bahan organik tanah yang berasal dari sisa-sisa tanaman. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi tidak emerlukan penambahan bahan organik dari luar. Bahkan, acapkali tanah tersebut tidak memerlukan tindakan pengolahan tanah (zero tillage), kalaupun diperlukan hanyalah pengolahan tanah minimum (minimum tillage).
Dewasa ini, pemakaian pupuk organik hanya terbatas pada tanaman sayuran, sedangkan untuk tanaman pangan dan palawija pemakaian pupuk organik masih sangat terbatas. Bahkan pada tanaman perkebunan, pemakaian  pupuk organik dapat dikatakan hampir tidak ada, kecuali pada stadium bibit. Oleh karena itu, pemakaian pupuk organik perlu ditingkatkan dan mendapat prioritas tidak hanya untuk meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga untuk membantu menciptakan agroekosistem yang berkesinambungan dan aman bagi kesehatan manusia.
1.2  Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari pupuk?
      2.  Apa saja kategori pupuk?
      3.  Apa yang dimaksud dengan pupuk hijau?
      4. Apakah fungsi dari pupuk hijau?
      5.  Apa manfaat dari pupuk hijau?
      6.  Apa saja jenis tanaman pupuk hijau?
      7. Bagaimana cara membuat pupuk hijau?
       8. Bagaimana cara menggunakan pupuk hijau?

1.3  Tujuan
Dengan makalah ini kita dapat mengetahui apa itu pupuk, kategori dan jenis-jenis pupuk, dan apa yang dimaksud dengan pupuk hijau. Kita juga dapat mengetahui kelebihan dari pupuk hijau dan cara pembuatannya.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pupuk
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen tambahan. Pupuk mengandung bahan baku pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun.
           
2.2 Kategori Pupuk
Pupuk dibedakan berdasarkan bahan asal, macam hara yang dikandungnya, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan senyawanya.
Berdasarkan asalnya pupuk dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses berarti. Misalnya: pupuk kompos, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P
2.      Pupuk buatan pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya TSP, urea, rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan / atau kimia.



Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.      Pupuk makro ialah pupuk yang mengandukng hanya hara makro saja: NPK, nitrophoska, gandasil.
2.      Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja misalnya: mikrovet,mikroplet, metalik.
3.      Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh).

Berdasarkan fasa-nya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut.
2.      Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air. Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro, harganya relatif mahal. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%, penggunaanya dapat lewat tanah (injeksikan).

Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada permukaan daun.
2.      Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar tanaman dengan maksud memperbaiki keadaan fisik, kimia, dan biologi tanah supaya tumbuhan yang ditanam di atasnya tumbuh subur dan memberi hasil maksimal.

Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologinya masam artinya bila pupuk tersebut diberikan ke dalam tanah ada kecendrungan tanah menjadi lebih masam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya Za dan urea.
2.      Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabakan pH tanah cenderung naik misalnya: pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.

Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Pupuk tunggal yaitu pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya: urea hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingan P saja (sebetulnya mengandung Ca).
2.      Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman. Contohnya: NPK, amoposkha, nitrophoska dan rustika.

Berdasarkan senyawanya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Pupuk organik ialah pupuk yang berasal dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup, seperti tanaman, hewan, manusia dan kotoran hewan. Pupuk ini umumnya merupakan pupuk lengkap, artinya mengandung unsur makro dan mikro, tetapi jumlahnya sedikit. Walaupun demikian, pupuk organik memiliki keunggulan dibandingkan pupuk anorganik antara lain sebagai berikut:
a.       Pupuk organik berfungsi sebagai granulator sehingga dapat memperbaiki struktur tanah. Adanya bahan organik dapat mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar dan remah sehingga tanah menjadi lebih gembur.
b.      Daya serap tanah terhadap air dapat meningkat dengan pemberian pupuk organik karena dapat mengikat air lebih banyak dan lebih lama.
c.       Pupuk organik dapat meningkatkan kondisi kehidupan di dalam tanah. Jasad renik dalam tanah amat berperan dalam perubahan bahan organik. Dengan adanya pupuk organik, jasad renik tersebut aktif menguraikannya karena menjadi sumber energi bagi jasad renik tersebut sehingga unsur hara dalam tanah dapat diserap tanaman.
d.      Unsur hara di dalam pupuk organik merupakan sumber makanan bagi tanaman. Walaupun dalam jumlah sedikit, pupuk organik mengandung unsur yang lengkap.
e.       Pupuk organik merupakan sumber unsur hara N, P, dan S
Yang termsuk ke dalam pupuk organik yaitu: pupuk kandang, kompos, pupuk hijau, pupuk burung atau guano, dan humus. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phospat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [Ca3(PO4)2].

2.      Pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal dari bahan kimia. Kandungan unsur hara pupuk organik umumnya tinggi. Pupuk ini kebanyakan merupakan hasil ramuan pabrik, tetapi ada pula yang digali langsung dari alam seperti pupuk fosfat alam dan kapur pertanian. Oleh karena pupuk anorganik umumnya dibuat manusia maka kandungan haranya dapat beragam karena disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Pupuk anorganik buatan pabrik mempunyai sifat umum sebagai berikut:
1.      Kadar unsur hara yang dikandungnya tinggi
2.      Higroskospisitas (daya menghisap dan melepaskan air) tinggi sehingga harus diletakan di tempat tertutup.
3.      Mudah larut dalam air sehingga mudah diserap oleh tanaman.
4.      Umumnya mempunyai kadar kemasaman tinggi
5.      Bekerjanya cepat sehingga dapat dilihat pengaruhnya.
Oleh karena sifat-sifatnya itulah, dibanding dengan pupuk organik, pupuk anorganik mempunyai keunggulan sebagai berikut:
a.       Kandungan hara dalam pupuk anorganik dibuat secara pas atau tepat.
b.      Pemberiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
c.       Pupuk anorganik mudah dijumpai karena tersedia dalam jumlah banyak.
d.      Karena jumlahnya lebih sedikit maka mudah diangkut sehingga menghemat ongkos angkut dan praktis dalam transportasi.
e.       Beberapa jenis di antaranya ada yang langsung dapat di aplikasikan sehingga menghemat waktu.

Pupuk ini memiliki kelemahan, yaitu tidak semua pupuk anorganik mengandung unsur lengkap (makro dan mikro). Bahkan, ada yang hanya mengandung satu unsur saja. Oleh karenanya, pemberian pupuk ini harus dibarengi dengan pupuk mikro dan pupuk kandang atau kompos.

2.3  Pengertian Pupuk Hijau
Pupuk hijau ialah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman yang masih muda yang dibenamkan ke dalam tanah. biasanya penggunaan pupuk hijau adalah untuk menambah unsur hara tanah, terutama nitrogen karena banyak mengandung unsur tersebut. Tanaman yang dapat dijadikan pupuk hijau adalah yang tergolong dalam keluarga Leguminosae (polong-polongan).
Tanaman dari keluarga Leguminosae mempunyai akar yang ditempeli oleh bakteri Rhizobium yang dapat mengikat nitrogen dari udara. Dengan adanya bakteri yang dikenal dengan bintil akar ini,tanam dapat memperoleh tambahan nitrogen dari udara dan tanah yang ditumbuhinya. Oleh karena itu, tanaman pupuk hijau yang ditanam dan dibenamkan di dalam tanah sebelum tanaman pokok ditanam akan meningkatkan jumlah nitrogen di dalam tanah.
Yang disebutkan tersebut baru keuntungan sampingan, keuntungan utama dari tanaman Leguminosae bila natinya dijadikan sebagai pupuk hijau dengan cara dibenamkan ke tanah adalah:
1.      Memberi pengaruh baik terhadap kehidupan jasad renik tanah
2.      Memperkaya tanah dengan humus atau bahan organik tanah
3.      Mengembalikan unsur hara yang tercuci
4.      Menekan pertumbuhan rumput
5.      Mencegah erosi
6.      Melindungi tanah dari guyuran air hujan yang berlebihan

Walaupun tanaman Leguminosae mempunyai bintil akar, tetapi tidak semuanya cocok untuk pupuk hijau. Adapun syarat-syarat tanaman yang cocok untuk pupuk hijau adalah:
a.       Akarnya harus mempunyai bakteri rhizobium yang dulu dikenal dengan sebutan Bacillus radicicola.
b.      Perakarannya dangkal
c.       Batangnya tidak terlalu keras, tetapi berdaun rimbun
d.      Daunnya lunak, mudah busuk, toleran terhadap pemangkasan, dan tahan bila kekurangan air

2.4  Jenis Tanaman Pupuk hijau
Untuk menyederhanakan jenis-jenis tanaman yang termasuk pupuk hijau, ada baiknya dikelompokkan dahulu berdasarkan fungsinya, yaitu:
a.       Sebagai Pupuk Tanaman
Beberapa jenis tanaman pupuk hijau yang fungsinya sebagai pupuk tanaman di antaranya ialah Crotalarua juncea, C. angyroides, C. usaramoensis, C. ferruginae, C. incana, Tephrosia candida, T. vogelii, T. noctiflora, T. villosa, dan T. maxima.
Tanaman yang dikategorikan sebagai pupuk tanaman umumnya dari golongan tanaman perdu yang tingginya berkisar 1-2 meter. Biasanya tanaman tersebut digunakan sebagai pupuk bagi tanaman semusim dan terkadang juga digunakan sebagai mulsa bagi tanaman buah.

b.      Sebagai Penutup Tanah
Beberapa jenis tanaman pupuk hijau yang fungsinya sebagai penutup tanah di antaranya ialah Calopogonium mucunoides, Vigna vexillata, Centrosema pubescens, Centrosema plumieri, Mastersia bakeri, Vigna vexillata, Vigna hosei, dan Mimosa invisa.
Sebagai penutup tanah, tanaman tersebut biasanya berbentuk semak, berbatang lunak, dan tumbuh menjalar di permukaan tanah. tanaman tersebut banyak digunakan di perkebunan seperti karet dan kelapa sawit. Di kalangan petani, faedahnya sudah disadari sehingga banyak yang menanamnya di antara barisan tanaman.

c.       Sebagai Tanaman Pelindung
Beberapa jenis tanaman pupuk hijau yang fungsinya sebagai tanaman pelindung di antaranya ialah Leucaena glauca (lamtoro), Albizzia sp. (sengon laut), Sesbania grandiflora (turi), Acacia decurrens (akasia).
Tanaman yang dikategorikan sebagai tanaman pelindung tersebut umumnya berbentuk pohon. Bila tidak dipangkas, tingginya dapat mencapai lebih dari lima meter.

2.5  Memanfaatkan Pupuk Hijau
Sesuai dengan fungsi di atas, penggunaan sebagai pupuk hijau pun berlainan. Untuk jelasnya, berikut diulas cara memanfaatkannya.
a.       Sebagai Pupuk Tanaman
Tanaman yang dapat dikategorikan sebagai pupuk tanaman harus bersifat:
1.      Cepat menghasilkan bahan organik dengan jumlah cukup memuaskan
2.      Tidak banyak mengandung zat kayu
3.      Mudah membusuk
4.      Banyak mengandung nitrogen
5.      Tanahnya kekurangan air       
Bila ingin memanfaatkannya sebagai pupuk tanaman, 3-4 bulan sebelum penanaman tanaman pokok, tanaman pupuk hijau tersebut disebarkan dahulu dalam bentuk larikan berjarak 0,5 meter. Umumnya tanaman pupuk hijau yang sudah berumur 2,5-4 bulan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau.

Ada berbagai cara memanfaatkannya sebagai pupuk, yaitu sebagai berikut:
1.      Langsung dibenamkan setelah direbahkan terlebih dahulu. Cara ini sangat dianjurkan kalau tanahnya berair seperti sawah atau kalau pengolahan tanahnya menggunakan traktor.
2.      Ditimbun tanah sesudah dicabut dan diletakkan pada saluran yang sudah disiapkan. Cara ini cocok dilakukan pada tanah kering.
3.      Dibenamkan dengan cara diinjak-injak setelah dicabut, dipotong-potong kecil, dan ditebar di tanah
4.      Dihamparkan di sekeliling tanaman setelah dicabut hingga membusuk. Cara ini dilakukan bila ingin tanaman pupuk hijau tersebut dijadikan sebagai mulsa.

b.      Sebagai Penutup Tanah
Kelebihan dari tanaman pupuk hijau yang dikategorikan sebagai penutup tanah antara lain:
1.      Menghasilkan banyak mulsa untuk melindungi, menahan, serta mencegah erosi dan penguapan air tanah
2.      Menyediakan bahan organik dan hara N sehingga menyuburkan tanah
3.      Cepat tumbuh dan merambat sehingga dapat menutup permukaan tanah dengan tebal dan sesempurna mungkin
4.      Mudah ditanam melalui biji
5.      Menekan pertumbuhan gulma sehingga tidak terjadi persaingan memperebutkan makanan

Menanam tanaman penutup tanah ini sangat mudah, cukup menaburkan benih atau menancapkan setek tanaman pada larikan yang sudah disediakan. Untuk mempercepat pertumbuhannya, tanahnya dapat dipupuk dahulu sebelum ditanam. Kalau menggunakan benih, benihnya harus ditutup dengan tanah agar tidak banyak yang tidak tumbuh.
Merawat tanaman tersebut pun sangat mudah. Kalau tidak terlalu jelek, tanahnya tidak perlu dipupuk. Namun, kalau memang sudah tandus, sebaiknya tanahnya dipupuk dua tahun sekali(untuk tanaman perkebunan) dengan Agrofos 100-200kg/ha. Kalau memang hanya sekadar untuk memperbaiki sifat tanah maka pemupukan cukup dilakukan pada tahap penanaman saja.
Setelah berumur setahun dan lahan akan ditanami tanaman pokok maka tanaman penutup tanah dapat dicabut dan dibenamkan atau dijadikan mulsa seperti halnya penggunaan tanaman pupuk hijau sebagai pupuk.

c.       Sebagai Tanaman Pelindung
Ada beberapa kelebihan dari tanaman pupuk hijau yang digunakan sebagai tanaman pelindung di antaranya sebagai berikut:
1.      Tanaman banyak menghasilkan daun yang rontok sehingga memperkaya tanah dengan bahan organik
2.      Daunnya dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak
3.      Bintil akarnya cukup banyak
4.      Bentuk tanamannya cocok untuk tanaman yang membutuhkan naungan seperti teh, kopi, dan vanili
5.      Umumnya keberadaannya di lahan tidak merugikan tanaman pokok, tetapi dapat melindungi tanah dari erosi karena air hujan dan panas yang berlebihan.
Umumnya tanaman pelindung sangat mudah ditanam melalui setek dan pertumbuhannya pesat. Tergantung kebutuhan, penanamannya dilakukan pada barisan yang sudah di atur dengan jarak tanam 4-5 meter. Agar percabangan dan daunnya rimbun, dianjurkan tanamannya senantiasa dipangkas. Hasil pangkasan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai mulsa bagi tanah tersebut.

2.6  Cara Membuat Pupuk Hijau
Adapun bahan dan cara membuat pupuk hijau adalah sebagai berikut:
Bahan dan komposisi:
1.       200 kg hijau daun atau sampah dapur
2.      10 kg dedak halus
3.      ¼ kg gula pasir/gula merah
4.      ¼ liter bakteri
5.      200 liter air atau secukupnya

Cara pembuatan:
1.      Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi
2.      Campurkan dedak halus atau bekatul dengan daun
3.      Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air
4.      Masukan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata
5.      Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran daun/ sampah+bekatul. Aduk rata, kemudian digundukan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat
6.      Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan

2.7  Cara Menggunakan Pupuk Hijau
Tanaman pupuk hijau dapat dimanfaatkan sebagai pupuk stelah dilakukan penanamannya di tanah yang mau diberi pupuk. Ini pun masih tergantung dari teknik kita menanam tanaman hijau itu. Apakah hanya sebagai tanaman sela, ataukah di seluruh lahan. Bila hanya sebagai tanaman sela, maka paling lambat 2 minggu setelah tanaman pokok ditanam, benih pupuk hijau ini sudah bisa disebar. Misalnya, dalam bentuk larikan-larikan di antara barisan tanaman.
Tetapi jika ingin menanami seluruh lahan kita dengan pupuk hijau, maka 3-4 bulan sebelum tanaman pokok ditanam, benih pupuk hijau ini sudah mulai disebar. Caranya, dengan membuat larikan-larikan berjarak 0,5 m.
Pupuk hijau ini baru berfungsi sebagai pupuk setelah menghasilkan bahan-bahan organik dan senyawa-senyawa N. Dan ini biasanya terbentuk setelah tanaman pupuk hijau ini mulai berbunga, tepatnya saat munculnya kuncup-kuncup bunga. Pada periode ini pupuk hijau sudah siap dengan cara dibenamkan, terutama bagi tanaman pupuk hijau yang tidak berkayu tidak merambat seperti orok-orok.
Membenamkannya pun gampang saja. Mula-mula tanaman pupuk hijau itu direbahkan dulu.di sampingnya, kita buat lubang secukupnya. Ke dalam lubang ini kita masukan pupuk hijau itu lantas dikubur. Khusus cara ini amat kena diterapkan pada tanah kering atau sawah. Cara lain,bisa pula tanaman pupuk hijau itu dicabut dulu lantas dipotong-potong baru dibenamkan, dengan cara menginjak-injak.
Bisa pula dengan jalan ditebarkan, atau lebih dikenal istilah mulsa. Pada cara ini pupuk hijau tadi dihamparkan di sekeliling tanaman pokok kurang lebih berjarak 15 cm dari batang tanaman pokok.



  
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral).
Pupuk dibedakan berdasarkan bahan asal, macam hara yang dikandungnya, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan senyawanya.
Berdasarkan asalnya pupuk dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Pupuk alam
2.      Pupuk buatan
Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.      Pupuk makro
2.      Pupuk mikro
3.      Pupuk makro dan mikro
Berdasarkan fasa-nya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Pupuk padat
2.      Pupuk cair
Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Pupuk daun
2.      Pupuk akar
Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologinya masam
2.      Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologinya basis
Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Pupuk tunggal
2.      Pupuk majemuk

Berdasarkan senyawanya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Pupuk organik
2.      Pupuk anorganik

Pupuk hijau ialah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman yang masih muda yang dibenamkan ke dalam tanah. biasanya penggunaan pupuk hijau adalah untuk menambah unsur hara tanah, terutama nitrogen karena banyak mengandung unsur tersebut. Tanaman yang dapat dijadikan pupuk hijau adalah yang tergolong dalam keluarga Leguminosae (polong-polongan).
Keuntungan pupuk hijau selain mengikat nitrogen adalah:
1.      Memberi pengaruh baik terhadap kehidupan jasad renik tanah
2.      Memperkaya tanah dengan humus atau bahan organik tanah
3.      Mengembalikan unsur hara yang tercuci
4.      Menekan pertumbuhan rumput
5.      Mencegah erosi
6.      Melindungi tanah dari guyuran air hujan yang berlebihan
Walaupun tanaman Leguminosae mempunyai bintil akar, tetapi tidak semuanya cocok untuk pupuk hijau. Adapun syarat-syarat tanaman yang cocok untuk pupuk hijau adalah:
a.       Akarnya harus mempunyai bakteri rhizobium yang dulu dikenal dengan sebutan Bacillus radicicola.
b.      Perakarannya dangkal
c.       Batangnya tidak terlalu keras, tetapi berdaun rimbun
d.      Daunnya lunak, mudah busuk, toleran terhadap pemangkasan, dan tahan bila kekurangan air
Untuk menyederhanakan jenis-jenis tanaman yang termasuk pupuk hijau, ada baiknya dikelompokkan dahulu berdasarkan fungsinya, yaitu:
a.       Sebagai Pupuk Tanaman
Beberapa jenis tanaman pupuk hijau yang fungsinya sebagai pupuk tanaman di antaranya ialah Crotalarua juncea, C. angyroides, C. usaramoensis, C. ferruginae, C. incana, Tephrosia candida, T. vogelii, T. noctiflora, T. villosa, dan T. maxima.
b.      Sebagai Penutup Tanah
Beberapa jenis tanaman pupuk hijau yang fungsinya sebagai penutup tanah di antaranya ialah Calopogonium mucunoides, Vigna vexillata, Centrosema pubescens, Centrosema plumieri, Mastersia bakeri, Vigna vexillata, Vigna hosei, dan Mimosa invisa.
c.       Sebagai Tanaman Pelindung
Beberapa jenis tanaman pupuk hijau yang fungsinya sebagai tanaman pelindung di antaranya ialah Leucaena glauca (lamtoro), Albizzia sp. (sengon laut), Sesbania grandiflora (turi), Acacia decurrens (akasia).
Sesuai dengan fungsi di atas, penggunaan sebagai pupuk hijau pun berlainan. Untuk jelasnya, berikut diulas cara memanfaatkannya.
a.       Sebagai Pupuk Tanaman
Tanaman yang dapat dikategorikan sebagai pupuk tanaman harus bersifat:
1.      Cepat menghasilkan bahan organik dengan jumlah cukup memuaskan
2.      Tidak banyak mengandung zat kayu
3.      Mudah membusuk
4.      Banyak mengandung nitrogen
5.      Tanahnya kekurangan air   
Ada berbagai cara memanfaatkannya sebagai pupuk, yaitu sebagai berikut:
1.      Langsung dibenamkan setelah direbahkan terlebih dahulu. Cara ini sangat dianjurkan kalau tanahnya berair seperti sawah atau kalau pengolahan tanahnya menggunakan traktor.
2.      Ditimbun tanah sesudah dicabut dan diletakkan pada saluran yang sudah disiapkan. Cara ini cocok dilakukan pada tanah kering.
3.      Dibenamkan dengan cara diinjak-injak setelah dicabut, dipotong-potong kecil, dan ditebar di tanah
4.      Dihamparkan di sekeliling tanaman setelah dicabut hingga membusuk. Cara ini dilakukan bila ingin tanaman pupuk hijau tersebut dijadikan sebagai mulsa.
b.      Sebagai Penutup Tanah
Kelebihan dari tanaman pupuk hijau yang dikategorikan sebagai penutup tanah antara lain:
1.      Menghasilkan banyak mulsa untuk melindungi, menahan, serta mencegah erosi dan penguapan air tanah
2.      Menyediakan bahan organik dan hara N sehingga menyuburkan tanah
3.      Cepat tumbuh dan merambat sehingga dapat menutup permukaan tanah dengan tebal dan sesempurna mungkin
4.      Mudah ditanam melalui biji
5.      Menekan pertumbuhan gulma sehingga tidak terjadi persaingan memperebutkan makanan
c.       Sebagai Tanaman Pelindung
Ada beberapa kelebihan dari tanaman pupuk hijau yang digunakan sebagai tanaman pelindung di antaranya sebagai berikut:
1.      Tanaman banyak menghasilkan daun yang rontok sehingga memperkaya tanah dengan bahan organik
2.      Daunnya dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak
3.      Bintil akarnya cukup banyak
4.      Bentuk tanamannya cocok untuk tanaman yang membutuhkan naungan seperti teh, kopi, dan vanili
5.      Umumnya keberadaannya di lahan tidak merugikan tanaman pokok, tetapi dapat melindungi tanah dari erosi karena air hujan dan panas yang berlebihan.



3.2  Saran
Dari materi di atas saya sarankan agar menggunakan pupuk oraganik. Karena pupuk organik ramah lingkungan dan terbuat dari bahan yang bukan zat kimia.
Apabila makalah di atas terdapat kekurangan kritik dan saran saya terima.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.bagi.me/2012/04/pupuk-hijau-organik-cara-membuatnya.html
Lingga, Pinus dan Marsono. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Depok: PT. Penebar Swadaya.2000
Prihmantoro, Heru. Memupuk Tanaman Buah. Depok: PT. Penebar Swadaya. 2000
Tim Redaksi Trubus. Pupuk Akar. Bogor: PT. Penebar Swadaya. 1999
Zulkarnain. Dasar-Dasar Hortikultura. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar