MAKALAH
BUDIDAYA
TANAMAN ANGGREK
Untuk
Memenuhi Tugas Dasar-Dasar Agronomi
OKTAVIANA
YUSMIYANTI
4441120795
II
B AGRIBISNIS
JURUSAN
AGRIBISNIS
FAKUTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukursaya
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-NYA sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang bejudul “Budidaya Tanaman Anggrek” dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas semester dua tahun ajaran 2013 mata kuliah Dasar-Dasar Agronomi.
Permohonan maaf saya sampaikan jika dari
isi makalah ini ada yang tidak sesuai atau tidak berkenan bagi pembaca. Semoga
makalah ini bermanfaat, khususnya bagi saya dan pembaca.
Serang,
29 Mei 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asal-Usul Anggrek ...........................................................................
3
2.2 Tipe Pertumbuhan
Anggrek ............................................................................ 4
2.3 Perbanyakan secara
Tradisional ............................................................................ 5
2.4 Syarat Pertumbuhan
Anggrek ............................................................................ 9
2.5 Jenis-Jenis Anggrek ............................................................................ 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................ 17
3.2 Saran ............................................................................ 17
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sejak zaman dahulu bunga telah
digunakan manusia sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan. Dari perasaan
senang, sedih, cinta, hingga persahabatan. Selain dimanfaatkan sebagai tanaman
untuk mengungkapkan perasaan, bunga juga merupakan salah satu jenis tanaman
yang paling banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Ruangan yang di dalamnya
terdapat bunga akan tampak asri, sejuk, dan nyaman.
Beberapa
jenis bunga yang sudah populer dan banyak penggemarnya antara lain krisan,
melati, mawar, dahlia, gladiol, dan anggrek. Dari beberapa bunga tersebut,
anggreklah yang paling banyak digunakan oleh masyarakat, baik dalam bentuk
hidup maupun sebagai bunga potong. Keunggulan anggrek antara lain jenisnya
beraneka ragam yang bisa menyebabkan warna bunga, bentuk, dan ukurannya
beraneka ragam pula. Anggrek relatif mudah dirawat di bandingkan dengan jenis
bunga lainnya, bahkan ada beberapa jenis anggrek bisa tumbuh hanya dengan
digantungkan, sehingga anggrek tidak terlalu banyak membutuhkan ruangan.
Anggrek
termasuk famili Orchidaceae. Dalam
bahasa Yunani, kata “Orchid” berasal
dari orchis yang berarti testicle atau buah zakar. Famili anggrek
merupakan salah satu kelompok terbesar di antara tumbuhan lainnya di dunia.
Anggrek termasuk keluarga besar dari kelompok (subdivisi) tanaman berbunga atau
berbiji tertutup (angiospermae), kelas tanaman berbiji tunggal
(monocotyledone), ordo Orchidales, dan family Orchidaceae (anggrek-anggrekan).
Famili ini dapat dibagi lagi menjadi 5 subfamili, 16 tribe (suku), dan 28 subtribe
(subsuku). Menurut para ahli, di dunia ada sekitar 50.000 jenis spesies anggrek
alam yang terhimpun dalam 1.200 genus (induk jenis atau marga).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
asal-usul anggrek?
2. Apa
saja tipe-tipe pertumbuhan anggrek?
3. Bagaimana
cara perbanyakan tanaman anggrek?
4. Apa
saja syarat pertumbuhan anggrek?
5. Apa
saja jenis-jenis anggrek?
1.3 Tujuan
Tujuan saya menyusun
menyusun makalah ini ialah:
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Agronomi
2. Untuk
mengetahui cara budidaya anggrek
3. Untuk
mengetahui jenis-jenis anggrek
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Asal-Usul
Anggrek
Anggrek termasuk famili Orchidaceae. Dalam bahasa Yunani, kata “Orchid” berasal dari orchis yang berarti testicle atau buah zakar. Pada zaman dahulu, anggrek biasa
diidentikkan dengan keberadaan pria, baik warna, bentuk, bahakn strukturnya.
Anggrek juga melambangkan kesuburan dan kejantanan. Mereka beranggapan jika
mengonsumsi anggrek muda, seseorang bisa memiliki anak laki-laki dan jika
mengonsumsi anggrek tua akan melahirkan anak perempuan.
Famili anggrek merupakan salah satu
kelompok terbesar di antara tumbuhan lainnya di dunia. Anggrek termasuk
keluarga besar dari kelompok (subdivisi) tanaman berbunga atau berbiji tertutup
(angiospermae), kelas tanama berbiji tunggal (monocotyledone), ordo Orchidales,
dan family Orchidaceae (anggrek-anggrekan). Famili ini dapat dibagi lagi menjadi
5 subfamili, 16 tribe (suku), dan 28 subtribe (subsuku). Menurut para ahli,
di dunia ada sekitar 50.000 jenis spesies anggrek alam yang terhimpun dalam
1.200 genus (induk jenis atau marga). Di antara jenis-jenis anggrek
tersebut,ada yang terbagi lagi menjadi beberapa subspesies atau lebih dikenal
dengan nama varietas. Antara satu varietas dan variets lain mempunyai sedikit
perbedaan, misalnya warna dan ukuran bunganya. Jenis-jenis anggrek yang sangat
banyak ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai dengan tempat
asalnya.
Anggrek bisa ditemukan di seluruh dunia,
baik di daerah tropis maupun subtropis, kecuali di benua Antartika. Anggrek
dapat tumbuh di dataran rendah, gunung kering, hutan rimba yang panas, sampai
dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju. Di habitat aslinya,
berbagai jenis anggrek liar ini dapat hidup beradaptasi selama jutaan tahun,
sehingga mampu hidup di berbagai tempat yang berbeda. Negara yang memiliki
jumlah spesies anggrek cukup banyak di antaranya Vietnam (5.000-6.000 spesies)
dan Indonesia (sekitar 5.000 spesies). Sementara itu, negara di Asia Tenggara
lainnya yang memiliki jumlah spesies anggrek cukup banyak di antaranya Myanmar
(700 spesies), Malaysia (800 spesies), dan Filipina (1.000 spesies). Di Indonesia
sendiri, anggrek tersebar dari pulau Sumatera sampai Papua. Pulau Kalimantan
memiliki sekitar 3.000 spesies, Papua 1.000 spesies, Sumatera 990 spesies, Jawa
975 spesies, dan Maluku 125 spesies.
2.2 Tipe
Pertumbuhan Anggrek
Tipe petumbuhan anggrek erat kaitannya
dengan cara anggrek memperbanyak diri secara vegetatif (aseksual) sesuai dengan
sifat khas pertumbuhan batangnya. Tipe pertumbuhan anggrek ada dua, yakni
simpodial (berumpun) dan monopodial (memanjang ke atas).
1. Tipe
Monopodial
Anggrek monopodial memiliki satu batang
(sumbu) utama yang terus-menerus tumbuh ke atas, sehingga pertumbuhan ujung
batangnya tidak terbatas. Akar-akar udara untuk mencari makan bermunculan di
sepanjang batang. Akar-akar udara ini juga berguna untuk merekatkan diri ke
benda-benda yang terdapat di sekitarnya agar bisa tumbuh tegak dan kokoh. Yang
termasuk anggrek monopodial antara lain Arachnis,
Renanthera, Renantanda, Aranda, Vanda pensil, Vanda semiterete, Vanda
quarter-terete, Phalaenopsis, dan Apple blossom.
Perbanyakan anggrek monopodial bisa
dilakukan dengan cara penyetekan. Penyetekan biasanya dilakukan pada bulan
Februari, Maret, dan April. Sekitar 3-4 bulan
setelah penanaman, hasil setekan anggrek akan berbunga.
2. Tipe
Simpodial
Anggrek simpodial adalah anggrek yang
tumbuh merumpun bersama-sama dan biasanya terdiri dari beberapa umbi semu.
Karenanya, pertumbuhan batang anggrek ini terbatas dan sangat sulit ditentukan
bagian batang utamanya, karena semua cabang besarnya sama atau seragam.
Pertumbuhan batang ke atas terbatas dan tidak tumbuh memanjang. Meskipun
demikian, anggrek tipe simpodial ini memiliki cara vegetatif tersendiri untuk
memperbanyak diri, yakni dengan membuat anakan seperti pohon pisang. Yang
termasuk anggrek simpodial antara lain Cattleya,
Coelogyne, Dendrobium, Bulbophyllum, dan
Oncidium.
Tunas
adventif akan tumbuh jika akar terkena infeksi, mengalami kerusakan di bagian
vegetatifnya, atau kehabisan zat makanan setelah terjadi pembungaan. Pada
anggrek simpodial, antara umbi semu induk anggrek dan anakan dihubungkan dengan
akar yang saling berdekatan. Pemotongan akar tersebut akan menghasilkan rumpun
baru yang terdiri dari tiga buah umbi semu. Perbanyakan tanaman dengan cara
memotong akar anggrek dikenal dengan istilah split atau pembelahan rumpun. Selain itu, bisa juga dilakukan
dengan cara keiki, pengeratan ruas.
Khusus pada anggrek bulan bisa dilakukan pengeratan di tangkai bunganya.
2.3 Perbanyakan
secara Tradisional
a. Penyetekan
Penyetekan
biasanya dilakukan pada anggrek tipe monopodial, seperti Aranda, Vanda, Renanthera, Arachnis, dan Aranthera. Bagian tanaman yang distek adalah dahan atau ranting
tanaman yang tumbuh dari sumbu utama. Sementara itu, pada tanaman yang tidak
memiliki dahan dan ranting, penyetekan dilakukan di bagian batangnya. Alat yang
digunakan untuk penyetekan adalah pisau atau gunting. Alat ini harus dalam
keadaan bersih, agar saat penyetekan dilakukan tidak ada bakteri, jamur, hama,
dan sumber penyakit yang menempel di tempat perlukaan.
Suhu
ideal saat pemotongan dan setelah terjadi pemotongan dalam penyetekan adalah 25-300
C dengan kelembapan tidak kurang dari 75%. Kelembapan yang tinggi ini
dimaksudkan agar tidak terjadi kekeringan pada anggrek yang distek, karena daun
akan terus melepaskan uap air, padahal selama akar tanaman belum tumbuh, air
yang menguap tersebut tidak akan tergantikan. Kelembapan yang tinggi akan
membantu menahan penguapan, sehingg kekurangan air dapat teratasi.
Penyetekan bisa dilakukan dengan
beberapa tahap sebagai berikut:
1.
Tanaman anggrekyang distek harus sudah
berbunga dengan tinggi normal.
2.
Dahan atau bahan yang akan dipotong
harus berada di antara daun, sehingga kelak bagian bawah dan bagian atas
tanaman tetap memiliki daun.
3.
Calon batang atau dahan bagian atas yang
akan ditanam harus mempunyai beberapa mata tunas dan akar udara. Sementara itu,
bagian bawah harus mempunyai minimum dua helai daun.
4.
Panjang steknya (bagian atas) 40-70 cm.
5.
Tutupi atau bungkus bagian batang yang
akan dipotong menggunakan kompos sebelum melakukan pemotongan untuk mendorong
tumbuhnya akar udara di bagian batang tersebut. Usahakan kompos tetap selalu
lembap dengan cara disemprot air ketika mulai kering.
6.
Lakukan pemotongan secara hati-hati agar
tidak terjadi kerusakan pada tanaman anggrek, seperti batang terbelah.
7.
Agar terbebas dari infeksi, luka bekas
potongan bisa diobati dengan Carbolinium Plantarum, sejenis obat antijamur yang
dicampur dengan parafin. Bisa juga dengan menggunakan cat putih atau pelitur
yang dicampur dengan fungisida.
8.
Sebelum tumbuh akar, bagian atas tanaman
yang sudah dipotong (stek) tidak boleh terkena cahaya matahari langsung,
karenanya, stek harus ditanam di tempat yang terlindung dari sinar matahari dan
dalam keadaan lembap.
9.
Sebelum ditanam, stek dicelupkan
terlebih dahulu ke dalam zat pengatur tumbuh agar akar cepat tumbuh. Pencelupan
biasanya di lakukan selama setengah jam.
10.
Stek yang tanpa daun masih bisa tumbuh
asalkan batangnya masih segar, hijau, dan basah.
11.
Penanaman bisa dilakukan dalam pot atau
kompot yang telah berisi media. Bisa pula ditempelkan di batang pohon.
12.
Lakukan perawatan yang baik dan jaga
kondisi stek tetap lembap. Perawatan stek anggrek yang telah ditanam dalam pot
sama dengan perawatan anggrek lainnya.
13.
Lakukan perawatan yang baik dan jaga
kondisi stek tetap lembap. Perawatan stek anggrek yang telah ditanam dalam pot
sama dengan perawatan anggrek lainnya.
b. Pemisahan
Rumpun atau Spliting
Pemisahan
rumpun biasanya dilakukan pada anggrek tipe simpodial yang hidup secara
merumpun. Anggrek simpodial tumbuh memanjang dan memiliki cara memperbanyak
diri secara vegetatif dengan membuat banyak anakan seperti halnya pisang. Jenis
anggrek monopodial ini di antaranya Dendrobium,
Catlleya, Cymbidium, Oncidium, dan Coelogyne.
Anggrek
simpodial membentuk rumpun yang besar. Rumpun-rumpun ini bisa dipisahkan untuk
memperbanyak anggrek. Satu rumpun biasnya terdiri dari umbi depan (umbi yang
terbentuk paling akhir), umbi belakang (umbi yang tumbuh awal dan sudah tua),
tunas (batang muda yang baru tumbuh), dan tunas yang tumbuh di ruas-ruas
(persambungan) yang disebut dengan anakan adventif. Anak adventif muncul jika
tanaman terkena serangan penyakit, sehingga mengalami kerusakan di bagian
vegetatifnya. Antara umbi semu induk dan anakan dihubungkan oleh akar yang
saling berdekatan. Akar yang dipotong akan menghasilkan rumpun baru yang
terdiri dari tiga buah umbi semu. Pemisahan rumpun bisa dilakukan di dalam atau
di luar pot. Disarankan pemotongan menggunakan pisau atau gunting yang tajam,
steril, dan bersih.
Cara
pemotongannya sebagai berikut:
1.
Tanaman yang akan dipotong minimum
memiliki enam buah umbi semu, sehingga setiap potongan terdapat tiga umbi semu.
2.
Setiap potongan harus ada bagian tanaman
yang memiliki tanda-tada hidup, yaitu batang yang sudah dewasa atau yang masih
muda. Kondisi akan lebih baik jika di potongan rumpun itu terdapat tunas segar
atau mata tunas yang akan tumbuh menjadi tunas.
3.
Pemotongan harus dilakukan pada rhizoma
tertentu, sehingga setiap potongan mempunyai tiga umbi semu.
4.
Pemotongan bisa dilakukan sekaligus,
tetapi yang lebih baik adalah dilakukan setengahnya terlebih dahulu agar antar
umbi semu masih berhubungan. Setelah tumbuh akar atau tunas dipotongan yang
baru, baru dipotong secara keseluruhan.
5.
Bersihkan potongan tersebut, terutama di
luka bekas potongan menggunakan Carbolinum Plantarum (sejenis obat antijamur)
yang dicampur dengan parafin. Bisa juga dengan menggunakan cat putih atau
pelitur yang dicampur dengan fungisida.
6.
Keringkan potongan tanaman tersebut
beberapa saat, kemudian tanam di dalam pot atau gantungan yang berbeda.
7.
Umbi semu yang tidak berdaun sebaiknya
digantung, disiram, dan dipupuk (agar tumbuhkan tunas baru). Penyiraman
dilakukan sehari sekali. Sementara itu, pemupukan dilakukan 1-2 kali dalam
seminggu. Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk organik dengan dosis 2 ml per
satu liter air dalam sekali pemupukan. Setelah tumbuh tunas, anggrek
dipindahkan ke dalam pot atau media lain.
c. Keiki
Selain
dengan cara pemisahan rumpun, kita bisa memperbanyak anggrek simpodial,
terutama Dendrobium menggunakan cara keiki. Keiki dalam bahasa Jepang berarti
bayi. Keiki ini tumbuh dari tunas
yang terdapat di ruas umbi semu tanaman dewasa. Tidak semua anggrek Dendrobium dewwasa munculkan keiki. Keiki biasanya tidak tumbuh dari umbi semu yang masih terdapat
rhizoma, meskipun daunnya telah gugur semua. Keiki akan tumbuh setelah umbi semuanya tidak menyatu atau tidak
ada lagi rhizomanya. Dalam waktu 2-3 bulan, keiki
ini akan tumbuh.
Perbanyakan
dengan cara keiki sebagai berikut:
1.
Umbi semu yang sudah tidak berdaun
dipotong menggunakan pisau atau gunting yang tajam, bersih, dan steril.
2.
Dalam satu rumpun, umbi semu yang sudah
tidak ada daunnya dipotong di bagian pangkal dan hanya disisakan umbi yang
masih berdaun.
3.
Umbi semu yang sudah dipotong ini
diletakkan di tempat yang lembap dan terlindung dari sinar matahari hingga
tumbuh keiki.
4.
Keiki
yang
akarnya sudah tumbuh dipisahkan dari umbinya dan ditanam sebagai tanaman baru.
5.
Dalam memotong keiki perlu diikutsertakan sebagian potongan umbi semunya agar
cadangan terbawa untuk memenuhi kebutuhan tanaman selama beradaptasi dengan
media tanam yang baru.
6.
Sebelum ditanam di pot, keiki diletakkan atau ditempelkan di
media berupa pakis yang digantung.
7.
Setelah tumbuh umbi semu, tanaman
ditanam di dalam pot.
d. Perbanyakan
dengan Tangkai Bunga
Pada
beberapa jenis anggrek, seperti Epidendrum
radiacans dan Phalaenopsis
schilleriana, perbanyakan vegetatifnya bisa dilakukan pada tangkai
bunganya. Saat Epidendrum radiacans berbunga,
tangkainya dipotong dan dibuat stek dengan menghilangkan bagian bunganya. Di
tangkai tersebut akan tumbuh akar dan selanjutnya tumbuh menjadi tanaman baru.
Umumnya
Phalaenopsis schilleriana jika
ditanam di dataran rendah, di sepanjang tangkai bunganya akan tumbuh tunas.
Jika ingin memperbanyak anggrek dari tunas tersebut prosesnya sebagai berikut.
1.
Tempelkan tangkai bunga yang bertunas di
pakis yang berbentuk papan dengan cara mengikatnya menggunakan tali rafia atau
kawat.
2.
Setelah akarnya keluar dan telah
menempel di pakis, maka tangkai bunga dipotong menggunakan gunting atau pisau
yang tajam dan bersih.
3.
Hilangkan bagian yang berbunga dan
letakkan di tempat yang teduh.
4.
Setelah tumbuh dengan baik dan dapat
beradaptasi, tanaman bisa dipindahkan ke dalam pot dan tumbuh menjadi anggrek
yang baru.
e. Penyebaran
Biji secara Tradisional
Penyebaran
biji anggrek secara tradisional bisa dilakukan dengan mengikuti kondisi yang
terjadi di alam. Caranya sebagai berikut:
1.
Anggrek epifit bisa ditempelkan di pohon
dengan cara mengikatnya menggunakan kawat atau tali sampai akarnya melekat pada
pohon. Pohon yang ideal untuk perumbuhan anggrek adalah pohon belimbing dan
pohon yang bisa di tumbuhi anggur.
2.
Setelah buah anggrek masak, buah
dipetik.
3.
Tempat di sekeliling akar anggrek
dibasahi. Akar yang dimaksud adalah akar anggrek yang buahnya dipetik atau akar
anggrek lain tetapi masih satu jenis.
4.
Buka buah tersebut dan biji yang ada di
dalamnya ditebarkan di sekitar akar.
5.
Beberapa bulan kemudian tumbuh
beratus-ratus benih anggrek di sekitar akar.
6.
Jika tidak dipindahkan ke dalam pot,
benih anggrek tersebut tidak semuanya tumbuh menjadi anggrek dewasa, tetapi
hanya sebagian.
2.4 Syarat
Pertumbuhan Anggrek
1. Iklim
a) Angin
dan curah hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek.
b) Sinar
matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya
berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.
c) Suhu
minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhu udara malam
berada di bawah 12,7 derajat C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk
ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).
d) Tanaman
anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai
kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
2.
Media Tanam
Terdapat 3 jenis media
untuk tanaman anggrek, yaitu:
a. Media
untuk anggrek Ephyfit dan Semi Ephyfit terdiri dari:
1. Serat
Pakis yang telah digodok.
2. Kulit
kayu yang dibuang getahnya.
3. Serabut
kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu.
4. Ijuk.
5. Potongan
batang pohon enau.
6. Arang
kayu .
7. Pecahan
genting/batu bata.
8. Bahan-bahan
dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya.
Untuk
anggrek Semi Ephyfit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan,
perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang atau daun-daun.
b.
Media untuk anggrek Terrestrial
Jenis
anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk
kandang, serat pakis dan lainnya.
c.
Media untuk anggrek semi Terrestrial
Bahan
untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk
kandang, sekam atau serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu,
serat pakis dan lainnya.
3. Ketinggian
Tempat
Ketinggian
tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan menjadi 3 macam
yaitu:
a.
Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl)
Anggrek
panas memerlukan suhu udara 26-30 0C pada siang hari, 21 0C pada malam hari,
dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl.
Contoh jenis anggrek
ini adalah:
1. Dendrobium phalaenopsis
2. Onchidium Papillo
3. Phaphilopedillum Bellatum
b.
Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m
dpl)
Anggrek
sedang pada suhu udara siang hari 21 0C dan 15–21 0C, pada malam hari, dengan
ketinggian 150-1500 m dpl.
c.
Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl)
Anggrek
dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 0C di
siang hari dan 9–15 0C pada malam hari, dengan ketinggian ≥ 1500 m dpl. Contoh:
anggrek jenis Cymbidium.
4.
Teknik Penanaman
Penanaman
tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek, yaitu:
a. Anggrek
Ephyfit adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak
merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya,
sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
b. Anggrek semi Ephyfit adalah jenis anggrek yang
menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar
lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
c. Anggrek
tanah/anggrek Terrestris.
5.
Pemupukan
Unsur
makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C, H, O, N,
S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah
yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan
unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam
yang terlarut di dalamnya.
Pemupukan pada tanaman
anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
a) Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan
N, P, K.
Perbandingan
N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk pembentukan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk ZA/urea, untuk P dipakai pupuk
ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat (K2SO4).
Pupuk-pupuk buatan yang
mengandung N, P, K:
d. Urea
: 0,6 gram untuk 1 liter air
e. ES
: 0,3 gram untuk 1 liter air
f. ZK
: 0,1 gram untuk 1 liter air
b) Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan
N, P, K.
Perbandingan
N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak memerlukan tambahan pupuk, maka dapat
disusun sendiri pupuk yang mengandung N, P, K dengan cara misalnya :
1. Urea
: 0,3 gram untuk 1 liter air
2. DS
: 0,3 gram untuk 1 liter air
3. K2SO4
: 0,3 gram untuk 1 liter air
c)
Pemupukan
untuk ukuran berbunga (flowerings-size)
Tanaman
yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1. Teknik pemberian
pupuk buatan adalah:
1. Dlm
bentuk padat atau powder yg dilakukan dg menaburkan secara hati-hati, jangan
tersangkut pada daun atau batangnya yang menyebabkan daun/batang tadi dapat
terbakar.
2. Disiramkan,
anggrek dapat menyerap air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Cara ini
banyak dilakukan
3. Penyemprotan,
cara ini sangat baik apabila terjadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya
ditutup plastik.
Pupuk
kandang yang sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam
dan lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain mengandung
bermacam-macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman juga sangat membantu dalam
penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau. Keburukan dari pupuk kandang ini
adalah di dalam kotoran banyak bateri yang mengandung jamur. Untuk itu
dianjurkan disangrai lebih dahulu untuk menghilangkan jamur/bakteri di
dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi atau pada sore
hari.
6.
Pengairan dan
Penyiraman
Sumber air untuk
penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:
1. Air
Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi, maka
perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang baik sekitar
5,6-6.
2. Air
sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari tanah yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
3. Air
hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk penyiraman.
7.
Waktu
Pengobatan/Penyemprotan Pestisida
Obat-obatan
sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari atau sore hari sekitar jam 5.00.
Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan
sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu dilakukan
berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu daun seminggu
sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis yang digunakan untuk hama antara
lain:
a)
Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daun
b)
Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun
c)
Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu
d)
Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu
e)
Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot
air
f)
Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan
bekicot air
Untuk hama bekicot ada
2 cara pengendaliannya yaitu:
1)
Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur antara obat Metadeks ke
dedak halus di tambah air sedikit.
2)
Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc
Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam
dalam larutan tersebut selama beberapa waktu dan diulang satu minggu sekali.
8.
Penyimpanan
Penyimpanan
bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga dilakukan pada
saat:
a) Bunga baru saja
dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
b) Bunga yang telah
dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
c) Bunga mengalami
perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
Agar
bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu
lebih lambat, bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dilakukan dengan cara
penempatan bunga dalam larutan pengawet atau air hangat (38–43 0C) selama 2
jam. Larutan bahan pengawet tsb antara lain:
a)
Larutan seven up dengan kadar 30 %.
b)
2 % larutan gula + 2 gram physan (termasuk fungisida) dan 1 gram asam sitrat
per 10 liter.
c)
2 % larutan gula + 2 gram 8-hydroquinoline sulfat dan 1 gram asam sitrat per 10
liter.
d)
Larutan gula kadar 4–5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.
Pengawetan
untuk bunga yang dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya dalam larutan
gula dengan kadar 6–8 % selama 24 jam atau dimasukan dalam kantong plastik dan
kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau
disimpan pada ruangan dengan kondisi udara antara 00–50C.
9.
Pengemasan dan
Pengangkutan
Setelah
dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobium potong dipak
melalui cara:
1) Setiap sepuluh
tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong plastik tipis, ukuran
disesuaikan tergantung panjang tangkai.
2) Setiap pangkal
tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran panjang
8 cm & lebar 4 cm.
3) Pembungkus bunga dan
pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dengan karet gelang.
4) Bungkusan-bungkusan
bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang berlubang sampai cukup
padat.
5) Kotak karton ditutup
rapat dengan menggunakan carton tape.
2.5 Jenis-Jenis
Anggrek
Berikut ini beberapa jenis anggrek:
Anggrek
|
Orcidaceae
|
|
Anggrek Bulan
|
Phalaenopsis amabilis
|
|
Anggrek Buntut Bajing
|
Rhinchostylis retusa
|
|
Anggrek Dendro
|
Dedrobium sp
|
|
Anggrek Dendro Larat
|
Dendrobium phalaenopsis
|
|
Anggrek Dendro Merpati
|
Dendrobium crumenatum
|
|
Anggrek Dendro Rusa
|
Dendrobium veratroides
|
|
Anggrek Dendro Sumba
|
Dendrobium purpureum
|
|
Anggrek Ekor Tupai
|
Rhinchostylis retusa
|
|
Anggrek Eria Kancil
|
Eria javanica
|
|
Anggrek Eria Konde
|
Eria albido tomentosa
|
|
Anggrek Eria Lili
|
Eria hyachintoides
|
|
Anggrek Eria Lily
|
Eria hyachintoides
|
|
Anggrek Eria Mawar
|
Eria flvascen
|
|
Anggrek Eria Rotan
|
Eria compressa
|
|
Anggrek Hitam
|
Coelogyne pandurata
|
|
Anggrek Kalajengking
|
Arachnis flos-aeris
|
|
Anggrek Kasut
|
Paphiopedilum sp
|
|
Anggrek Kasut Belang
|
Paphiopedilum lowii
|
|
Anggrek Kasut Berbulu
|
Paphiopedilum glaucophyllum
|
|
Anggrek Kasut Hijau
|
Paphiopedilum javanicum
|
|
Anggrek Kasut Kumis
|
Cypripedium chamberlalianum
|
|
Anggrek Kasut Pita
|
Paphiopedilum tonsum
|
|
Anggrek Kepang
|
Pholidota imbricata
|
|
Anggrek Macan
|
Gramatophyllum sp
|
|
Anggrek Mata Sapi
|
Dendrobium anosum
|
|
Anggrek Oncidium
|
Oncidium sp
|
|
Anggrek Tanah
|
Spathoglottis aurea
|
|
Anggrek Tanah Apuy
|
Phajus tankervilliae
|
|
Anggrek Tanah Coklat
|
Phajus callosus
|
|
Anggrek Tanah Kuning
|
Phajus flavus
|
|
Anggrek Tebu
|
Gramatophyllum speciosum
|
|
Anggrek Vanda
|
Vanda
|
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anggrek
termasuk famili Orchidaceae. Dalam
bahasa Yunani, kata “Orchid” berasal
dari orchis yang berarti testicle atau buah zakar. Famili anggrek
merupakan salah satu kelompok terbesar di antara tumbuhan lainnya di dunia.
Anggrek termasuk keluarga besar dari kelompok (subdivisi) tanaman berbunga atau
berbiji tertutup (angiospermae), kelas tanama berbiji tunggal (monocotyledone),
ordo Orchidales, dan family Orchidaceae (anggrek-anggrekan).
Tipe petumbuhan
anggrek erat kaitannya dengan cara anggrek memperbanyak diri secara vegetatif
(aseksual) sesuai dengan sifat khas pertumbuhan batangnya. Tipe pertumbuhan
anggrek ada dua, yakni simpodial (berumpun) dan monopodial (memanjang ke atas).
Perbanyakan secara tradisional pada
anggrek ada beberapa cara yaitu, penyetekan, pemisahan rumpun atau spliting, keiki, perbanyakan dengan
tangkai bunga, penyebaran biji secara tradisional.
3.2 Saran
Budidaya tanaman
anggrek harus ditingkatkan karena tanaman ini memiliki keindahan. Lebih baik
lagi jika dilakukan persilangan yang menghasilkan anggrek baru. Makalah ini
jauh dari kata sempurna saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
http://pai.or.id/index.php/artikel/how-to-do/109-perbanyakan-anggrek (diunduh 28/05/2013 20:45:20).
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ir.%20Suhartini,%20MS./budidaya%20anggrek%20[Compatibility%20Mode].pdf
(diunduh 28/05/2013 20:45:51).
Parnata, Ayub. 2007. Panduan Budi Daya dan Perawatan Anggrek.
Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.
Sandra, Edhi. 2002. Membuat Anggrek Rajin Berbunga. Depok: PT AgroMedia Pustaka.
Widiastoety, Dyah. 2005. Budidaya Anggrek Vanda. Depok: Penebar
Swadaya.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapussangat mendukung tuas2 saya
BalasHapussy samgat mndukung dn mau memulai budidaya anggrek.
BalasHapus